DIAH AMBARWULAN
Halaman ini benar-benar memuat tentang apa-apa yang saya pikirkan. Silakani berdiskusi and please no judge
Halaman ini benar-benar memuat tentang apa-apa yang saya pikirkan. Silakani berdiskusi and please no judge
Pernahkah KALIAN melihat serial TV atau film yang mencerminkan suasana perkuliahan? Beberapa di antaranya memberikan kesan bahwa kuliah lebih santai dan menyenangkan. Dari pakaian gratis, waktu check-in yang fleksibel, bahkan tidak pergi ke universitas setiap saat.
Belum lagi, KALIAN mungkin pernah mendengar cerita tentang seseorang yang tidak lulus tepat setelah masa kuliahnya. Lalu ada juga yang selalu membawa buku tebal saat kuliah. Ini menunjukkan betapa sulitnya belajar di universitas dan perbedaannya dengan sekolah. Apakah universitas benar-benar seperti itu? Apa perbedaan antara SMA dan perguruan tinggi? Check this out... 1.Waktu liburan Perbedaan antara SMA dan kuliah yang pertama ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa. Liburan sekolah biasanya memakan waktu selama 2―4 minggu. Namun, kamu akan mendapatkan masa liburan yang panjang ketika berada di bangku perkuliahan, yakni sekitar 1―2 bulan setiap semesternya. Wah, lama sekali, ya? Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat beristirahat setelah tenaga dan pikirannya terkuras selama masa perkuliahan. Kemudian, liburan akan mengumpulkan energi untuk menjalani kuliah di semester berikutnya. Saat liburan tiba, tak ada salahnya memanfaatkan waktu untuk kegiatan produktif, seperti melakukan hobi, magang, atau menjadi relawan. 2.Pakaian yang dikenakan Sebagian murid sekolah mengimpikan perkuliahan karena alasan pakaian. Siswa-siswi diwajibkan memakai seragam selama bersekolah. Sebaliknya, mahasiswa bisa mengenakan pakaian bebas. Hal ini dianggap sebagai keuntungan karena rasanya lebih leluasa ketika bisa memakai pakaian bebas, asalkan sopan dan rapi. Namun, bukan berarti kebebasan ini sepenuhnya menguntungkan. Masa pendidikan di perguruan tinggi memang membuat seseorang menentukan jadwal kuliah dan pakaian sesuai keinginan. Sampai-sampai KALIAN bisa kebingungan memilih pakaian apa yang akan digunakan saat datang ke kampus. Terutama bagi yang tidak ingin terlihat memakai baju yang sama berkali-kali walaupun selalu dicuci bersih setelahnya. 3. Ujian Ketika menjelang ujian, biasanya murid SMA akan membaca buku pelajaran atau buku catatan selama di sekolah atau di rumah. Waktu istirahat pun dikorbankan untuk mempelajari materi-materi yang akan diujikan. Pemandangan ini sudah sering terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang. Berbeda lagi dengan ujian di sekolah, ujian kuliah tak jarang memberikan materi yang sama dengan apa yang telah diajarkan di dosen. Lebih tepatnya, materi sama persis dengan yang ada di buku catatan. Jadi, banyak mahasiswa yang berbondong-bondong ke tempat fotokopi untuk menyalin catatan dosen. Selain itu, ujian akhir kelulusan untuk mahasiswa juga berbeda dengan sekolah. KALIAN wajib mengumpulkan minimal 144 SKS dan menyusun tugas akhir sebagai syarat penting kelulusan. Mahasiswa akan dihadapkan dengan seminar, proposal penelitian, riset lapangan, dan revisi yang dibimbing oleh dosen pembimbing 4. Hasil ujian Murid SMA biasanya akan merasa kurang ketika mendapatkan hasil ujian yang tidak sesuai harapan. Meskipun sudah dapat nilai bagus, tetap saja belum puas jika nilanya belum 100. Memang nilai berpengaruh pada rapor nantinya, tetapi sayang sekali kalau hasil ujian pas-pasan. Namun, lupakan hal ini ketika KALIAN sudah di bangku perkuliahan. Dapat nilai di satu mata kuliah yang sulit saja rasanya sudah senang sekali. Terlebih, jika tidak perlu mengalami remedial. Pokoknya, harus banyak-banyak bersyukur deh 5.Buku yang dibawa Saat masa sekolah, tentunya murid harus membawa buku pelajaran sekaligus buku catatan. Meskipun ini tidak berlaku bagi murid-murid yang malas atau meminjam buku pelajaran teman. Terkadang tas sangat penuh hingga KALIAN keberatan dan membuat punggung menjadi bungkuk. Nah, kuliah biasanya membawa buku yang lebih ringan, malahan sangat ringan. Mahasiswa hanya perlu membawa satu buku catatan yang digunakan untuk mencatat seluruh mata kuliah. Supaya lebih mudah membedakan mata kuliah yang dicatat, biasanya mahasiswa menggunakan sticky tag aneka warna. 6.Tempat tinggal Kebanyakan orang akan menyekolahkan anaknya di sekolah yang dekat dengan tempat tinggal. Meskipun tak jarang ada yang memilih sekolah favorit yang jauh dari rumah. Jadi, anak-anak biasanya akan tinggal dengan keluarga mereka. Segala kebutuhan masih bisa tercukupi karena dekat dengan orang tua. Bagaimana dengan perkuliahan? Sebagai contoh, KALIAN diterima seleksi SNMPTN ---NAMANYA UDAH GANTI--- di kampus yang ada di luar kota. Beruntung jika mempunyai kerabat yang tempat tinggalnya dekat dengan kampus. Namun, apabila tidak ada siapa-siapa, KALIAN harus mempersiapkan diri untuk tinggal sendiri di luar daerah. Belum lagi, segala kegiatan harus dilakukan sendirian. Mulai dari memasak, mencuci pakaian, hingga membersihkan ruangan. 7. Jadwal Sekolah pada umumnya mewajibkan belajar selama lima hari atau enam hari seminggu dan dilakukan 6 jam per harinya. Tentunya kegiatan sekolah menjadi membosankan karena cenderung repetitif. Namun, berbeda dengan sekolah, perkuliahan umumnya memberikan jadwal yang lebih fleksibel. Pada jurusan-jurusan tertentu, KALIAN bahkan hanya belajar satu mata kuliah atau masuk tiga kali dalam seminggu. Ada pula sisi yang kurang menguntungkan dari jadwal ini. Terkadang ada dosen yang membatalkan perkuliahannya mendadak sebelum mata kuliah dimulai. Bayangkan jika tempat tinggal KALIAN jauh dari kampus dan terpaksa harus pulang lagi ke rumah. Sedih sekali, bukan? Belum lagi, apabila ada jadwal kelas pengganti yang bertabrakan dengan jadwal kelas lain. 8.Tugas dan belajar Jadwal kuliah memang lebih fleksibel dibandingkan SMA. Sayangnya, ada banyak tugas dari dosen yang menghantui dan harus dikerjakan di rumah. Hal ini ditujukan agar mahasiswa tetap berlatih dan belajar meskipun di luar kampus. Banyaknya tugas mendorong mahasiswa untuk bisa menata waktu sebaik mungkin. Hindari menumpuk tugas di akhir waktu supaya tidak kelabakan saat mengerjakannya. Proses pembelajaran dalam perkuliahan juga berbeda dengan sekolah. Murid SMA biasanya diajarkan materi oleh guru sekolah secara detail. Sebaliknya, dosen-dosen di kampus rata-rata hanya menjelaskan materi seperlunya. Adapun dosen yang tidak mengajar sama sekali dan malah menyuruh KALIAN untuk mencari materi sendiri. Nantinya, materi yang didapatkan akan dipresentasikan di depan kelas sebagai bahan ajar untuk teman-teman sekelas. KALIAN pun tidak dapat benar-benar mengandalkan materi yang diberikan dosen. Kadang-kadang materinya kurang lengkap dan kurang mendalam sehingga mahasiswa harus mempelajari sendiri dari berbagai sumber. Selain riset sendiri, cobalah belajar dan berdiskusi secara berkelompok dengan teman-teman lain. Sekian penjelasan seputar 8 perbedaan antara SMA dan kuliah yang perlu diketahui. Jadi, sebelum benar-benar terjun ke dunia perkuliahan, setidaknya KALIAN sudah memiliki gambaran tentang seluk-beluknya. Walaupun setiap jurusan memiliki beban yang berbeda-beda, jangan lupa tetap semangat dalam menjalaninya, ya! Ada yang mau nambahin, silakan komen di bawah ya :-)
0 Comments
|
|